Rabu, 28 Desember 2011

Hypersex party...


Sejak sore tadi hujan menggericik tak deras. Luisa berbaring di ranjangnya berselimut tebal. Pintu kamarnya terkunci rapat. Luisa mendehem-dehem nikmat, matanya sayu tapi nafasnya memburu. Sesekali kain selimut tersingkap sehingga beberapa bagian tubuhnya yang tak berbusana nampak dari luar.

"Ahh.. ehg.. emhh.."
Gadis itu terduduk dan menyingkap selimut tebalnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya yang memang bugil sama sekali. Kepalanya mendongak-dongak menahan ilusinya ketika sebatang dildo bergoyang-goyang di liang vaginanya. Buah dadanya yang berukuran 36 lengkap dengan putingnya yang kenyal membengkak menggairahkan. Lendir kawinnya sudah menggenang di sprei kasur. Tepat diatas lendir itu pussy Luisa yang besar berbulu tipis merekah disodok batang dildo ukuran L.

"Uahh.."
Orgasme telah diraihnya. Luisa terlentang lemas. Batang dildo itu masih menancap di pussy-nya. Enggan rupanya Luisa mencabutnya. Matanya terpejam, nafasnya masih terengah-engah. Tiba-tiba dering telpon mengganggunya.
"Kring.. kring.."

"Hallo.." Luisa menerima telpon sambil menjilati ujung dildo yang barusan bersarang di pussy nya.
"Luisa, hujan-hujan gini enaknya ngapain?" tanya suara di seberang.
"Enaknya dikelonin kamu," jawab Luisa sekenanya.
"Hi.. hi.. kalau gitu, kamu saya undang deh. Sekarang ke Star Pub deh, kita tunggu. Jangan lupa be a sexy girl, okey?"
"Klik.."
Luisa segera meletakkan gagang telepon di induknya.

*****

Luisa masuk ke dalam café kecil itu. Pintu masuk café nampak tertulis "CLOSE", tapi tidak bagi anggota pub. Suasana di café sepi, tapi sayup-sayup Luisa mendengar gemuruh tawa di lantai atas. Luisa segera menuju ruang atas. Begitu Luisa masuk beberapa anggota lain segera menyambutnya.

"Hai Luisa," sapa Sidney yang hanya memakai CD transparan sedangkan susunya yang sekal bergelantungan dengan bebas.
"Hai, makin motok saja susumu," balas Luisa sambil meremas susu kiri Sidney.
"Saya baru main sama Leo," ujar Sidney menunjuk pria tegap telanjang yang duduk jongkok di sudut ruangan. Pistolnya mengayun-ayun tegang sejak tadi.
"Hai Luisa, kita sudah nunggu kamu dari tadi loh," sapa Sari yang memakai CD merah dan BH hitam, kontras banget tapi seksi banget. Kemudian mereka saling berciuman beberapa menit. Sembari berciuman, tangan Luisa sudah nakal menyusup ke CD Sari.
"Kamu baru aja cukur ya?" tanya Luisa ketika jemarinya merasakan bulu-bulu pussy Sari.
Sari tersenyum malu.
"Nggak pa-pa lagi, rasanya malah geli-geli nikmat. Hi.. hi..," Sari tertawa cekikikan lalu berlalu.

Mata Luisa memedar berbinar-binar ke seluruh ruangan. Ada dua belas orang di ruangan itu. Kesemuanya saling bersaing memperlihatkan keseksian tubuhnya. Wita memakai bikini putih tipis sehingga puting susunya nampak menyembul menggoda. Lia cantik banget malam itu, rambut panjangnya meriap-riap seksi. Apalagi Lia memakai CD putih berenda dan BH putih yang kelihatan puting susunya karena dilubangi pada bagian putingnya, Luisa bener-bener pingin melumat susunya. Maka Luisapun segera mendekati Lia
"Li, kamu cantik sekali malam ini." Sapa Luisa sambil mempermainkan puting susu Lia yang sengaja disembulkan itu.
"Inikan maksud kamu? Kalau kamu mau, isep aja." Bagai gayung tersambut.
"Ntar kamu main sama aku yah?"
Lia mengangguk lalu pergi menghampiri Si ganteng Ricko yang pakai CD pink, sejak tadi pistolnya tegang terus melihat pemandangan yang merangsang itu.

Jude (tokoh: Jude, Guru Privatku) memakai BH yang ketat banget hingga susu "Pamela Anderson" nya bagai berebut ingin keluar kain tipis itu, sedang pussynya dibiarkan saja dipelototin sama Tino yang sejak tadi penny nya pingin menerobos jaring tipisnya. Ayu yang pakai daster pendek transparan tanpa CD dan BH memamerkan pahanya di atas meja. Hanya orang nggak waras saja yang nggak berminat sama paha mulusnya. Cindylah yang paling sexy, doski hanya mengenakan stocking hitam sebatas paha dan duduk dengan santainya sambil memamerkan pussynya yang berambut tipis. Pengen banget Luisa melumat klitoris mungil Cindy.

Luisa sendiri memakai CD tipis bertali dan BH bertali yang hanya menutup nipplesnya saja. Sedang Mbak Sarah sang ketua party yang polos los sedang sibuk menjilati dildo barunya. Begitu melihat Luisa datang Mbak Sarah segera menepuk tangannya bertanda party akan segera dimulai. Semuanya segera berkumpul di tengah ruangan.

"Nah, gimana nih? Siapa yang pengin main duluan?" ujar Mbak Sarah membuka acara.
"Saya!" Ayu menunjuk jari.
"Kebetulan Ayu, sudah lama kita nggak liat lagi tarian pecut asmaramu itu." Sambut si Ricko.
"Okey, Cin, nyalakan tapenya!" kata Ayu.

Cindy segera menyalakan tape recorder kecil. Lalu terdengar suara music yang memancarkan suasana erotic bagi siapa saja yang mendengarnya. Ayu segera berdiri di tengah lalu menari mengikuti suara tape recorder. Tarian gemulai itu semakin memancing hasrat, Ayu memang bekas penari latar yang piawai. Luisa yang sudah sejak tadi menahan birahinya tanpa sadar meremas-remas susunya sendiri. Apalagi kemudian Ayu meminta Ricko melucuti onderdil nya. Maka seperti diberi aba-aba yang lain segera melucuti pakaian milik pasangan yang dipilihnya.

Dengan segera Ricko mendorong Ayu untuk berbaring lalu Ricko segera melumat bibir kenyal Ayu penuh nafsu sedang tangannya meremas-remas penisnya sendiri. Jude yang sudah terbakar segera ikut melumat susu kiri Ayu disusul oleh Cindy yang kebagian susu kanannya. Luisa sendiri segera menyusup ke selakangan Ayu yang terbuka. Lalu dengan semangat Luisa mengerjain pussy Ayu. Dijilatinya pussy Ayu yang sudah penuh dengan lelehan lendir kawinnya. Lalu diobok-oboknya liang vagina Ayu dengan jarinya.

"Aaghh..," erang Ayu dan Luisa bersamaan karena saat itu Ricko sudah menyodokkan pistolnya ke pussy Luisa dari belakang. Posisi Luisa yang menungging membuat Ricko semakin mudah menancapkan senjata pamungkasnya. Sedang posisi Ricko sebelumnya sudah digantikan oleh Mbak Sarah yang menyekokkan nipplesnya ke mulut mungil Ayu.

Di sudut lain, Tino yang setengah menungging sedang mengerang-erang keenakan ketika diserbu dari dua arah. Sidney yang mengganyang pistolnya dari depan dan Leo yang menyodomi pantatnya. Sedangkan di sisi lain Lia, Wita dan Sari bergumul sendiri. Lia dan Wita saling memagut susu lawan mainnya sedang Sari menyerang pussy Lia yang posisinya terlentang. Beberapa kali dildo masuk keluar pussy Lia dengan mudah lalu bergoyang-goyang membuat Lia bergelinjangan keenakan. "Agh.. enak.. terus Sar..," erang Lia.

Ricko masih memainkan pistolnya di pussy Luisa. Pantat Luisa bergoyang-goyang naik turun mengikuti gerakan penis Ricko. Berulang kali Luisa mencapai puncak asmaranya, berulang kali pula mani Ricko muncrat ke liang vaginanya. Tapi mereka masih ingin mengulangi dan mengulanginya lagi.
"Rick, saya mau keluar lagi Rick.. oh.. enghh..," rintih Luisa.
"Kita keluar sama-sama yah, yang.."
Kemudian Ricko semakin memperkuat tekanan batang penisnya keliang vagina Luisa, sehingga tidak lama setelah itu muncratlah air mani Ricko ke dalam vagina Luisa bersamaan dengan keluarnya cairan kawin Luisa.
"Engg.. ah..," jerit Ricko dan Luisa bebarengan.

Luisa tergeletak di atas karpet. Wajahnya sudah nampak kepayahan, tapi birahinya belum terpuaskan. Ricko sudah meninggalkannya untuk mencari petualangan lain. Mata Luisa memandang sayu kepada Lia yang berdiri di atasnya. Susu Lia yang sudah sangat bengkak membuat Luisa ingin sekali mengunyah nipplesnya yang tegang kecoklat-coklatan. Pussy Lia yang berbulu agak lebat nampak mengkilap basah oleh lendir kawinnya. Lia tahu betul kalau Luisa menginginkannya. Dia segera merunduk dan menyerahkan susunya untuk dilumat oleh Luisa. Luisa melumat susu dan bibir Lia secara bergantian. Tangannya pun agresif menyusuri lorong goa vagina Lia, memelintir klitoris Lia berkali-kali. Lalu masuk dalam dan semakin dalam membuat Lia makin terlena.
"Kamu.. enak banget.. egh..," rintih Lia.

Luisa mendesis-desis, nafasnya menghembus di bukit montok Lia membuat Lia semakin terbakar. Tapi Luisa juga kembali terbakar ketika Sari datang dan menghisap puting susu Luisa. Lia juga berebut mencaplok susu kanan Luisa. Luisa merem melek manahan semua rasa syur yang tercipta. Semakin syur ketika Leo menjejalkan penisnya yang besar dan tegang banget ke mulutnya.
"Isep sayang.. ayo.."
Luisa menghisap penis Tino. Menggigit-gigit nakal membuat Tino melenguh-lenguh keasyikan. Tino menekan pistolnya dan maninya muncrat ke dalam mulut Luisa. Luisa menelan lendir itu hingga tandas. Segala keindahan terasa ketika entah lidah siapa lagi yang menggerayangi pussy Luisa. Hingga ia merasa tubuhnya dijunjung ke atas dan..,
"Augh.."
Sebatang daging tegang kembali bersarang di pussy Luisa. Kembali dialaminya orgasme yang dialaminya bersamaan dengan si pemilik pistol.
"Ehg.. kau hebat banget Luisa, hebat! Makasih ya.."
Itu suara Leo.
"Bajingan! Mau nyodok nggak bilang-bilang!" umpat Luisa dalam hati.

Lalu semua yang tadi ngerjain Luisa pergi ngerjain yang lain. Luisa tidak lagi memperhatikan orang-orang disekelilingnya. Rasa capeknya telah membawanya terlelap. Dua jam pun berlalu, suasana hening. Party itu sudah selesai, pemain-pemainnya sudah terlelap tidur.

Luisa yang terbangun paling awal. Dipandangi sekelilingnya dengan senyum simpul. Semua dalam keadaan telanjang bulat, termasuk dirinya. Berbagai CD dan BH berserakan berserakan dimana-mana Pantat Sari merah bengkak begitu juga puting susu Ayu. Luisa tersenyum sendiri melihat ujung susu si bule Jude yang masih dikenyot Ricko. Pantat Sidney juga memerah, mungkin karena di kerjain sama temen-temen yang lain. Dalam party itu tidak hanya cowok saja yang disodomi, cewek juga bisa disodomi. Yang paling suka menyodomi cewek, ya.. si Tino itu. Luisa berpaling kepada Mbak Sarah. Wajah Mbak Sarah penuh dengan mani dan lendir vagina yang mulai mengering. Ruangan itu menebarkan aroma mani dan lendir vagina yang khas.

Mata Luisa tertuju pada Cindy. Gadis itu masih terlelap. Kadangkala mengigau sambil senyum-senyum sendiri. Wajah gadis itu cantik. Tubuhnya kecil tapi susunya montok bener. Vaginanya polos tanpa bulu, warnanya putih kemerahan seperti pipi gadis yang sedang malu. Klitorisnya mungil menyembul. Gairah Luisa kembali bangkit. Luisa berjongkok di depan Cindy kemudian memainkan jemarinya di atas vagina yang merekah itu. Dengan penuh nafsu segera dilumatnya klistoris yang sejak awal tadi membuatnya ngiler itu. Cindy menggeliat-geliat, tapi Luisa tak perduli. Bibir Luisa melumat gundukan vagina Cindy sedang kedua tangannya menggapai meremas-remas daging kenyal nan montok di dada Cindy. Antara sadar dan tidak Cindy menjamak-jaMbak rambut Luisa dan menjepit kepalanya dengan kedua pahanya.

"Ah.. uh.. ah.. uh..," suara Cindy mendesis lirih.
Nafas keduanya kembali memburu. Luisa menumpahkan segala birahi yang tersisa di kepalanya. Seakan-akan Cindy itu hanya miliknya sendiri. Cindy dipaksa untuk bangun dari lelapnya. Matanya memicing merasakan surga yang kembali datang untuknya. Tapi Cindy sudah tak punya daya untuk membalas. Ia pasrah saja ketika Luisa menjejalkan sebatang dildo masuk ke dalam liang vaginanya.

"Sruup.."
Tanpa banyak perlawanan pistol mainan itupun amblas ke dalam liang kenikmatan Cindy. Cindi sempat terpekik beberapa kali, tapi lemah, rupanya dia sudah tak punya daya kecuali menikmati permainan Luisa. Luisa menarik si dildo maju mundur beberapa kali. Pantat Cindy bergoyang mengikuti iramanya. Makin lama dildo itu bergerak makin cepat.
"Sruup.. sruup.."
Suaranya menyibak lendir-lendir kental yang keluar dari vagina Cindy. Mata Luisa berbinar memandangi vagina bermandikan lendir itu. Langsung ia merunduk dan
"Sruup.."
Dihisapnya si lendir dari pussy Cindy hingga tandas.
"Ah, puasnya..," kata Luisa dalam hati. Dikecupnya kening Cindy yang tak sadarkan diri. Kemudian dia segera pergi dari tempat itu dengan senyum penuh kepuasan.

Lima wanita hauz sex...
Hallo Nia.."
"Iya Man pa kabar?"
"Baik, kamu ada dimana?"
"Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..", katanya
"Ehmm.. di daerah mana?" tanyaku.
"Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang"
"Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya" kataku
"Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..", katanya lagi
"Lho, emang aku mau diapain?", tanyaku penasaran
"Mau diperkosa rame-rame siap nggak?"
"Siapa takut..", jawabku sekenanya

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.
"Hallo Nia, aku dah di depan nih..", kataku
"Ok aku keluar ya, sabar.."

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
"Iya, ada apa?", jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
"Firman ya..", kata dia.
"Iya", kataku.
"Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..", katanya dengan senyum nakalnya.
"Oh.. yuk", jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.

Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly. Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga "Adekku" langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., "Aah..", desah Nia.
Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.
"Ahh.. enak Man terus Man ohh.." desah Melly.
"Ahh.. ohh.sst" desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
"Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst" racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.
"Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh.." racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
"Ahh.. Man aku keluar Man ah.." desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, "Man ahh.. aku keluar Man.. ah.." sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
"Man aku keluar Man ah.. sst ahh.." racaunya.
Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
"Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah.." desahnya.
Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
"Ohh yess ohh lick it honey oh.." desah Ayu.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.
"Ahh.. pelan-pelan Man sakit"
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu
"Ahh Man sakit ah.." desah Ayu.

Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.
"Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man.." racau Ayu.
Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.
"Man aku keluar Man ohh.. Man.."
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
"Ahh Man aku keluar lagi Man ah.." dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
"Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh.." racaunya.
"Enak Mel, aah.. esst ahh", racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang 'empot ayam'.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata, "Man aku mau keluar Man.. Man ahh"
"Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh" kataku.
Akhirnya, "Man gue nggak kuat Man ah..", ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
"Ahh gue juga Mell ah..", crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.
Maka seketika itu juga aku langsung meracau, "Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit"
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari 'peperangan' tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
"Ahh.. esst enak Man ah.."
Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
"Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh.."
Akhirnya, "Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot.."
Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra "Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang" katanya.
"Emang Nia bilang apa?" tanyaku penasaran.
"Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya" katanya.
Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

1 komentar: